-------------------------------------------------- keperawatan: MASALA DAN ASKEP KEBUTUHAN TIDUR
ANGGA LESMANA

Minggu, 01 Juli 2012

MASALA DAN ASKEP KEBUTUHAN TIDUR

A.    Pengertian Istirahat Tidur

Kata ”Istirahat” mempunyai arti yang sanngat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan dan menjengkelkan, dengan demikian, apat di katakan bahwa istirahat merupakan ledakan yang tenang , rileks tanpa tekanan emosional dan bebes dari kecemasasn, (Ansietas).
B.     Jenis Tidur
1.      Tidur NREM (Norapid Eye Movemen) atau Tidur gelombang lambat
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Dalam tidur ini gelombanng otak lebih lambat di bandingkan pada orang


 yang sadar atau tidak tidur.
2.      Tidur REM (Rapid Eye Movemen)
Berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90 menit. Periode pertam terjadi selama 80-100 menit, namun bila kondisi oranng sangt lelah maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada.
C.    Masalah kebutuhan tidur
1.      Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan, pada umumnya lebih dari 9 jam pada malam hari. Di sebabkan oleh kemungkinan adanya psikologis, depresi, kecemasan, gangguan susunan saraf, ginjal hati dan gangguan metabolisme.
2.      Enuresa
Eneresa merupakan buang air kecil yang tidak disengja pada waktu tidur/biasa juga disebut dengan istilah mengompol.
a.       Enuresa dibagi menjadi 2 jenis :
1)      Enuresa noktural, mengompol diwaktu tidur
2)      Enuresa diurnal, mengompol disaat bangun tidur
Enuresa nuktural umumnya merupakan gangguan pada tidur REM.
b.      Penyebab kenapa anak mengompol saat tidur malam hari:
1)      Mengalami kesulitan bangun dari tidur.
2)      Memiliki riwayat keluarga mengompol.
3)      Memiliki kandung kemih kecil.
4)      Memiliki infeksi saluran kemih.
5)      Memiliki ketidakseimbangan hormon.
6)      Berada di bawah stres fisik atau emosional.
7)      Mengalami perkembangan saraf pusat yang lambat.
8)      Memiliki kelainan yang mempengaruhi sumsum tulang belakang, misalnya kelainan pada katup ureter pada anak perempuan dan katup uretra pada anak laki-laki.
Untuk mengatasi anak yang sering ngompol saat tidur malam hari, American Academymenyarankan untuk mengurangi asupan cairan pada anak sebelum tidur dan membiasakan anak pergi ke kamar kecil.
3.      Mengigau
Mengigau adalah suatu bentuk masalah tidur yang dikenal sebagai parasomnia yang juga merupakan gangguan tidur seperti berjalan sambil tidur,anggota badan yang bergerak secara berkala pada saat tidur, gigi menggiling, dan sindrom kaki gelisah.
Tidak ada yang tahu persis apa penyebab beberapa orang mengigau, tetapi mungkin saja hal ini terkait dengan faktor-faktor fisik dan psikologis, termasuk kekurangan gizi, stres, dan kurang tidur.
Orang lebih cenderung untuk berbicara saat tidur ketika mereka mengalami demam tinggi atau sakit. Jenis obat tertentu juga bisa membuat orang mengigau, terutama obat yang digunakan untuk mengobati gangguan seperti depresi atau skizofrenia dan obat nyeri. Alkohol juga bisa membuat anda lebih mudah mengigau.
Stres merupakan faktor yang menyebabkan beberapa orang mengigau selama tidur. Orang dewasa sering mengigau jika stress dan mengigaunya menghilang ketika stres/masalahnya terselesaikan.
a.       hal pertama yang harus dilakukan adalah
1)      pastikan anda cukup tidur, Waktu tidur yang sedikit atau kurang tidur  dapat meningkatkan resiko mengigau.
2)      Jangan mengkonsumsi kafein dan alcohol
3)      Temukan aktivitas yang membantu Anda menghadapi stres yang lebih baik seperti yoga atau meditasi
4)      Olahraga yang teratur juga bermanfaat.
Mengigau saat tidur biasanya tidak berbahaya dan jarang menunjukkan masalah kesehatan yang serius, tetapi bisa berarti anda perlu untuk tidur lebih banyak dan jangan terlalu stress.
4.      Insomnia
Insomnia adalah gejala yang di alami oleh klien yang mengaalmi kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur singkat atau tidur nonrestoratif (Zorick,1994). Insomnia dapat menandakan bahwa seseorang mempunyai gangguan pada fisiknya atau psikologisnya.
Seseorang dapat mengalami insomnia karena stress situasional seperti masalah keluarga, kerja atau sekolah, jet lagh, penyakit, atau kehilangan orang yang di cintai. Apabila kondisi insomnia berlanjut maka seseorang yang mengalami insomnia kronik pada siang hari dapat mengantuk, letih, depresi dan cemas.
Karena terdapat banyak penyebab insomnia penatalaksanaannya melibatkan beberapa pendekatan(Walesh,Hartman, dan kowall,1994). Sangat penting untuk menangani dengan tepat masalah – masalh emosional atau medis yang mungkin menyebabkan masalah tidur ini. Terapi dapat juga bersifat simptomatik, termasuk memperbaeki tindakan hygiene tidur, umpan balik biologis, teknik kognitif dan teknik relaksasi. Apabila insomnia merupakan akibat sekunder dari perilaku sehat yang tidak tepat maka terapi diarahkan pada perubahan perilaku tersebut, misalnya pada insomnia bergantung-obat, klien tidak dapat tidur karena penggunaan obat hipnotik yang berlebihan. Klien ini biasanya akan sangat terbantu dengan menghentikan pemberian hipnotik tersebut secara bertahap.
5.      Apnea Tidur
Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode sepuluh detik atau lebih pada saat tidur.
a.       Ada 3 jenis apnea tidur:
1)      Apnea sentral
2)      Apnea obstruktif
3)      Apnea campuran (yang mempunyai komponen apnea sentral dan apnea obstruktif)

a)      Apnea sentral (sentral sleep apnea, CSA)
Melibatkan disfungsi pada pusat pengendali pernafaan diotak. Impuls untuk bernafas sementara terhenti, dan aliran udara pada hidung dan gerakan dinding dada juga terhenti. Saturasi oksigen dalam darah  menurun. Kondisi ini terjadi pada klien yang mengalami cidera batang otak, distrofi otot dan ensefilitis.
b)      Apnea obstruktif (obstuktive sleep apnea, OSA)
Terjadi pada saat otot atau struktur rongga mulut atau tenggorok rileks pada saat tidur. Jalan anfas atas menjadi tersumbat sebaagian atau seluruhnya, dan aliran udara pada hidung berkurang (hipopnea) atau berhenti (apnea) selam 30 detik(guilleminaulet,1994). Individu masih berusa untuk bernafas karena gerakan dada dan abdomen terus terjadi, yang sering kali menyebabkan bunyi dengkuran atau dengusan yang keras. Abnormalitas structural seperti defiasi septum, poli hidung,atau pembesaran tonsil dapat menyebabkan klien mengalami apneastruktif. Upaya untuk bernapas selama tidur menyebabkan seseorang terbangun dari tidur dalam ke slikus tidur tahap 2. Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari merupakan keluhan utama penderita OSA.
Klien yang mengalami apnea tidur sering kali  tidak memeliki tidur dalam yang signifikan. Selain itu terjadi juga keluhan mengantuk yang berlebih di siang hari serangan tidur, kelatihan, sakit kepala di pagi hari dan menurunnya gairah seksual. Salah satu terapi yang paling efektif adalah penggunaan alat penekan jalan nafas positif yang kontinu di dalam hidung (continuous positive airway pressure,CPAP). Di malam hari, klien yang menggunakan CPAP harus memakai masker pada hidungnya. Udara ruangan di alirkan melalui masker pada tekanan yang tinggi, mekanan udara mencegah kolapsnya jalan nafas.

6.      NARKOLEPSI
Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. EDS adalah keluhan utama paling sering yang berkaitan dengan gangguan ini. Di siang hari seseorang dapat merasakan kantuk berlebihan yang datang secara mendadak dan jatuh tertidur. Tidur REM dapat terjadi dalam 15 menit sewaktu tertidur. Katapleksi, atau kelemahan otot yang tiba-tiba di saat emosi sedang kuat seperti marah, sedih, atau tertawa, dapat terjadi kapan saja di siang hari. Apabila serangan katapleksi parah, klien dapat kehilangan kontrol otot volunter dan jatuh ke lantai. Individu yang menderita narkolepsi dapat mengalami mimpi hidup, yang terjadi pada saat orang tersebut tidur, mimpi yang sulit di bedakan dari realita (halusinasi hipnogik) serta gejala lainnya adalah Paralisis tidur, atau perasaan tidak mampu bergerak atau berbicara tepat sebelum terbangun atau tertidur.
Penderita Narkolepsi diobati dengan stimulan yang hanya dapat meningkatkan sebagian kesiagaan dan mengurangi serangan tidur, serta obat yang menekan katapleksi dan gejala lain yang berkaitan dengan REM. Tidur sieng singkat tidak lebih dari 20 menit dapat membantu mengurangi perasaan mengatuk yang subjektif
a.       Faktor-faktor yang mempengarui rasa mengantu pada pasien narkolepsi :
1)      Meminum minuman yang mengandung alkohol
2)      Aktivitas yang melelahkan

7.      DEPRIVASI TIDUR
Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat disomnia.
a.       Penyebab Deprivasi tidur :
1)      Penyakit, misalnya demam, sulit bernafas atau nyeri)
2)      Stres emosional
3)      Obat-obatan
4)      Gangguan lingkungan, misalnya asuah keperawatan yang sering dilakukan
5)      Keanekaragaman waktu tidur yang berkaitan dengan waktu kerja, misalnya dokter dan perawat cendrung mengalai deprivasi tidur karena jadwal kerja yang panjang dan rotasi jam dinas
Deprivasi tidur melibatkan penurunan kuantitas dan kualitas tidur seta ketidakkonsistennya waktu tidur. Apabila tidur mengalami gangguan atau terputus-putus, dapat terjadi perubahan urutan siklus tidur normal.
Respon seseorang terhadap deprivasi tidur sangat bervariasi. Klien dapat mengalami berbagai gejala fisiologis dan psikologis
b.      Gejala-gejala deprivasi tidur :
1)      Gejala fisiologi
a)      Ptosis, penglihatan kabur
b)      Kekakuan motorik halus
c)      Penurunan reflek
d)     Waktu respons melambat
e)      Rasionalisasi dan penilaian menurun
f)       Kewaspadaan pendengaran dan penglihatan menurun
g)      Aritmia jantung
2)      Gejala psikologi
a)      Bingung (konfusi) dan disorientasi
b)      Peningkatan sensivitas terhadap nyeri
c)      Iritabel, menarik diri, apatis
d)     Rasa kantuk berlebihan
e)      Agitasi
f)       Hiperaktif
g)      Penurunan motivasi
Keprahan gejala sering berhubungan dengan dengan durasi deprivasi tidur. Terapi yang paling efektif untuk deprivasi tidur adalah menghilangkan atau memperbaiki faktor-faktor yang menggangu pola tidur.
8.      PARASOMNIA
Parasomnia adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.
Parasomnia yang terjadi pada anak-anak meliputi :Somnambulisme (berjalan dalam tidur), mimpi buruk, enuresis nokturnal (mengompol) dan menggerretakkan gigi (bruksisme) (mindell, 1993).
Pada masalah kebutuhan tidur parasomnia yang paling penting diperhatikan adalah mempertahankan keamanannya, misalnya orang yang berjalan dalam tidur tidak menyadari lingkungan di sekitarnya dan lambat bereaksi. Oleh karena itu resiko jatuh sangatlah besar.

D.    PRINSIP GORONTOLOGIS
Prinsip gorontologis betujuan untuk meningkatkan tidur
a.       Pola tidur-bangun
1)      Pertahankan waktu bangun tidur yang teratur
2)      Hilangkan tidur siang kecuali jika tidur siang merupakan bagian rutin dari jadwal
3)      Apabila melakukan tidur siang, batasi sampai 20 menit menit atau kurang dari dua kali sehari
4)      Pergi tidur disaat mengantuk

b.      Lingkungan
1)      Tidurlah ditempat anda paling baik dapat tertidur
2)      Jaga agar kebisingan tetap minimum, jika perlu gunakan musik yang lembut untuk menyamarkan bising
3)      Gunakan lampu tidur dan jaga agar jalur kekamar mandi bebas dari hambatan
4)      Atur temperatur kamar sesuai kedinginan, gunakan selimut dan kaus kaki untuk meningkatkan kehangatan.
c.       Medikasi
1)      Gunakan sedatif dan hipnotik sebagai upaya terakhir dan hanya boleh dalam jangka pendek jika sangat pendek jika diperlukan
2)      Sesuaikan jika deperlukan untuk kondisi lain dan cari tahu tentanginteraksi obat yangdapat menyebabkan insomnia atau EDS

d.      Diet
1)      Batasi alkohol, kafein, dan nikotin disore dan malam hari
2)      Konsumsi karbonhidrat atau susu sebagai makanan ringan sebelum tidur
3)      Kurangi asupan cairan 2 sampai 4 jam sebelum tidur

e.       Faktor psikologis (penyakit)
1)      Tinggikan kepala tempat tidur dan berikan bantal tambahan sesuai keinginan
2)      Gunakan analgesik 30 menit sebelum tidur untuk mengurangi sakit dan nyeri
3)      Gunakan terapeutik untuk mengendalikan gejala kondisi kronik sesuai resep







BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
MASALAH KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

A.    Pengkajian keperawatan
1.      Riwayat tidur
a.       kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari
b.      Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya
c.       Kebiasaan/pun saat tidur
d.      Lingkungan tidur
e.       Dengan siapa paien tidur
f.       Obat yang di konsumsi sebelum tidur
g.      Asupan dan stimulan
h.      Perasaan pasien mengenai tidurnya
i.        Apakah ada kesulitan tidur
j.        Apakah ada perubahan tidur

2.      Gejala Klinis
a.       Perasaan Lelah
b.      Gelisah
c.       Emosi
d.      Apetis
e.       Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak
f.       konjungtin merah dan mata perih
g.      Perhatian tidak fokus
h.      Sakit kepala


B.     Diagnosis Keperawatan
1.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen, gangguan metabolisme,kerusakan eliminasi,,pengaruh obat,imobilisasi, nyeri pada kaki, takut operasi, lingkungan yang mengganggu.
2.      Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti nafas saat tidur,a(sleep apnea) dan keetidak mampuan mengawasi prilaku.
3.      Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4.      Gangguan ukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5.      Potensial cidera berhubungan dengan Semnambolisme.
6.      Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.
C.    Perencanaan Keperawatan
1.      Tujuan :
Pereencanan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
2.      Rencana Tindakan :
a.       Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b.      Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur.
c.       Tingkatkan aktivitas pada siang hari
d.      Coba untuk memicu tidur
e.       kurangi potensial cedera selama tidur
f.       Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.
D.    Pelaksanaan keperawatan
1.      Tindakan keparawatan pada orang dewasa :
a.       Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
1)      Bila terjadi pada pasien rawat inap,masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan rumah sakit, maka :
a)      Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas
b)      Berikan obat analgrsik sesuai pro
c)      Berikan linngkungan yang suportif
d)     Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.
2)      Bila faktor insomnia maka
a)      Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur.
b)      Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang dan sore hari.
c)      Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
d)     Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
e)      Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur.

3)      Bila terjadi somabulisme, maka :
a)      Berikan rasa aman pada diri pasien
b)      Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan.
c)      Cegah timbulnya cidera.

4)      Bila terjadi enuresa, maka :
a)      Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
b)      Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum tidur.
c)      Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.

5)      Bila terjadi Narkolepsi, maka :
a)      Berikan obat kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida (ritalin) Untuk mengendalikan narkolepsi
b.      Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur.
1)      Tutup pintu kamar pasien
2)      Pasang kelambu/garden tempat tidur
3)      Matikan pesawat telapon
4)      Bunyikan musik yang lembut
5)      Redupkan atau matikan lampu
6)      Kurangi jumlah stimulus
7)      Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.

c.       Meningkatkan aktivitas pada siang hari :
1)      Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien
2)      Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari.

d.      Membuat Pasien untuk memicu tidur.
1)      Anjurkan pasien mandi sebelum tidur
2)      Anjurkan pasien minum susu hangat.
3)      Anjurkan pasien membaca buku
4)      Anjurkan pasien menonton televisi
5)      Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur
6)      Anjurkan pasien embersihkan muka sebelum tidur
7)      Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur

e.       Mengurangi potensial cedera sebelum tidur
1)      Gunakan cahaya lampu malam.
2)      Posisikan tempat tidur yang rendah.
3)      Letakkan bel dekat pasien.
4)      Ajarkan pasien untuk meminta bantuan
5)      Gantungkan selang Drainase di tempat tidur dan cara memindahkannya bila pasien memekainnya.



f.       Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan.
1)      Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah.
2)      Ajarkan pentingkan latihan reguler ± ½ jam.
3)      Penerangan tentang efek samping obat hipnotik
4)      Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.

2.      Tindakan Keperawatan Pada Anak
a.       Masa Neonatus Dan bayi
1)      Beri sprai kering dan tebal untuk menutupi perlak.
2)      Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
3)      Atur suhu ruangan menjadi 18o-21o C pada malam dan 15,5o-18o C pada siang.
4)      Berikan cahaya lampu yang lembut
5)      Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering.
6)      Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.

b.      Masa Anak
1)      Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
2)      Tempel jadwal tidur
3)      Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
4)      Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.
c.       Masa Sebelum Sekolah
1)      Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
2)      Tempel jadwal tidur
3)      Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
4)      Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita
5)      Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
6)      Berikan rasa aman dan nyaman
7)      Nyalakan lampu agak terang
d.      Masa Sekolah
1)      Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak beraktivitas.

e.       Masa remaja
1)      Usia ini sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk berias dan membersihkan diri

f.       Masa Dewasa (Muda, Paruah Baya, dan Tua)
1)      Bantu melepaskan ketegangan sebelum tidur.
a)      Berikan hiburan.
b)      Kurangi rasa nyeri.
c)      Bersihkan tempat tidur.

2)      Membuat lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat.
a)      Berikan selimut sehingga tidak kedinginan.
b)      Anjurkan pasien latihan relaksasi.
c)      Berikan makan ringan atau susu hangnt sebelum tidur.
d)     Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
e)      Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.

E.     Evaluasi Keperawatan.
1.      Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2.      Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3.      Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4 minggu dengan mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien terjaga.
4.      Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10 jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar